Jika tujuanku menulis adalah untuk mendapatkan tanda centang, maka sebaiknya hilangkanlah saja tanda centang itu dari tulisanku agar aku tetap bisa leluasa menulis.
Jika arahku menulis adalah untuk mendapat tanda warna, maka putihkanlah saja tanda itu agar tak seorang pun akan tahu apa statusku.
Jika visiku menulis adalah untuk mendapat tampilan yang utama, maka taruhlah saja tulisanku itu di barisan paling belakang agar tak seorang pun akan melihat tulisanku.
Jika misiku menulis adalah untuk mendulang penghargaan, maka cacilah tulisanku dengan seburuk-buruknya agar tak tampak guratan keindahan sedikit pun yang terukir di dalamnya.
Takkan ada yang mampu menghalangiku menulis, entah itu kekuasaan, pembodohan, maupun pembredelan.
Sebab, dimana pun aku terhalang
di pintu lain aku kan memasukinya.
Aku tak butuh triliunan centang. Aku tak butuh warna. Aku tak butuh pengakuan.
Tanpa itu semua aku kan tetap menulis
selama Tuhan masih mengizinkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H