Lihat ke Halaman Asli

kang abi

Penggagas komunitas DUDUK DIAM

Jalan Keheningan

Diperbarui: 20 Juni 2019   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Judul Buku: Mukjizat Setiap Saat: Keindahaan Hidup Hening; Penulis: Romo J. Sudrijanta, S.J. Penerbit: PT. SinarSurya MegahPerkasa, Cetakan ke-2 Mei 2019. Tebal 206 Halaman

Syaidina Ali ra. Berkata, "Banyak peristiwa, tapi sedikit yang bisa mengambil pelajaran". Peristiwa atau kejadian begitu datang silih berganti dalam kehidupan manusia, yang berkait langsung dengan pribadinya atau pun (seolah) yang tak ada kaitannya sama sekali dengan dirinya.

Meskipun manusia tahu bahwa kehidupan dan peristiwa-peristiwa didalamnya berjalan tanpa mempedulikan harapan manusia---tetap saja manusia bereaksi, menanggapinya dengan polah seolah ia dapat mengatur, mengendalikan sesuai keinginan dan harapannya.

Mungkin sesekali ada persitiwa yang dirasa pas atau cocok dengan harapan dan keinginan. Tapi banyak peristiwa yang telah mengkandaskan hidupnya, memupuskan bahkan memojokannya, dimana itu menjelaskan bahwa kecocokan antara perisitiwa, keinginan dan harapan tidak lebih hanya rentetatan kebetulan belaka.

Bagi orang yang berpegang teguh pada agama atau keyakinan dimana ada entitas puncak nan kuasa yang mengatur kehidupan, akan berpandangan bahwa tidak ada peristiwa kebetulan yang terjadi dikolong langit ini, semua ada dalam blue printNya.

Untuk itulah hidup mendekat, bakti, dan taat kepada yang menggenggam kehidupan dimaksudkan untuk membuka kemungkinan memperoleh hidup yang menguntungkan, berpihak dan selaras selalu dengan keinginan dan harapannya. Jika itu tidak terjadi, masih bisa berharap memperolehnya dalam kehidupan di alam kemudian.

Atau bagi yang memegang kepercayaan bahwa pada peristiwa-perisitwa dalam kehidupan ada mekanisme karma tengah berlangsung. Cukup menerima saja apakah hidup makmur atau sengsara, hidup untung atau merugi, hidup dipuja atau dicaci -- sebuah sistem mencipta dan menghapus karma baik dan buruk tengah berlangsung.

Sejurus dengan perkataan Syaidina Ali ra. diatas, dua model reaksi manusia tersebut telah meluputkannya dari mengambil kearifan pada setiap peristiwa.

Apa adanya dan apa yang seharusnya
Pada Bab 10 buku ini, Romo Sudri ( begitu penulisnya biasa disapa jamaatnya) hendak meyakinkan pembaca bahwa bukan soal apakah kehidupan ini berjalan sesuai keingianan dan harapan, juga bukan soal makna apa yang hendak kita berikan, tetapi sesungguhnya kehidupan dan peristiwa didalamnya adalah kearifan, mukjizat setiap saat.

 Mukjizat tidak bergantung dan tidak peduli apakah manusia dapat menerimanya atau menolaknya, apakah manusia memaknainya secara positif atau negatif. Ia mengemukakan apa adanya, sementara manusia melihat dengan apa yang seharusnya.

"Mengapa orang berharap mengalami mukjizat (hidup yang sesuai keinginan dan harapannya-Peresensi). Bukankan karena orang tidak melihat peristiwa sebagai apa adanya, lalu orang berharap terjadinya mukjizat? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline