Ada-ada saja dengan presiden kita ini. Di tengah pandemi corona yang angka statistik kematiannya terus melaju dan disertai ribuan PHK yang akan menimbulkan kerawanana social, presiden malah bikin pernyataan menggelikan.
Ya, menggelikan kalau dikaitkan dengan tujuannya untuk menghambat penularan virus akibat pergerakan orang dari kota ke desa.
Lain cerita jika klarifikasi "keterlambatan" yang disampaikan di acara TV itu dijawab dengan "yang terlanjur pulang sudahlah, kita tahan saja yang belum dan jumlahnya jauh lebih banyak". Itu lebih elegan dan saya yakin tidak akan jadi guyonan. Secara hati nurani sayapun tidak rela RI-1 jadi bahan guyonan rakyatnya.
Siapa peduli dengan istilah, rakyat maunya mudik atau pulang kampung karena sudah menjadi budaya sejak lama. Sebagian rakyat jugasadar kalau mudik atau pulang kampung dapat mempercepat penularan covid-19 yang mengguncang dunia itu sehingga meski mau mudik tetapi bisa menahan diri untuk tidak pergi karena khaewatir kalau saudara atau orang tua bisa tertular.
Baiknya, sebagai pemimpin tertinggi negeri ini lebih fokus memikirkan PSBB yang berdampak pada hilangnya mata pencaharian banyak orang melalui solusi nyata. Atau menyelesaikan masalah kartu prakerja yang dipaksa dirilis di tengah hilangnya jutaan lapangan kerja.
Saya yakin, tidak ada yang akan menggugat kata mudik dibeda artikan dengan pulang kampung. Itu masalah remeh temeh bagi rakyat yang tidak tahu apa yang akan terjadi minggu depan atau bulan depan.
Banyak meme yang beredar, lebih sekedar hiburan dan sedikit tersenyum di tengah ancaman wabah dan ancaman krisis ekonomi
Semoga saja ini yang terakhir. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H