Cerita sebelumnya di sini dan di sini
Setelah sehari semalam menunggu, akhirnya ferry yang mau menyeberang dari Labuhan Bajo ke Sape datang juga. Seperti pada angkutan lain pada umumnya, yang akan turun dipersilahkan lebih dulu sebelum yang akan naik. Cukup mengagetkan juga karena yang pertama turun adalah puluhan babi. Duh, telanjang pula..... heheh.
Tak banyak yang bisa diceritakan dalam perjalanan ferry tersebut selain terasa sangat lambat dan menjemukan. Dengan kecepatam sekitar 4 atau 5 knot, akhirnya saya sampai di Pelabuhan Sape, Pulau Sumbawa. Hanya ada satu informasi yang bermanfaat, bahwa di sekitar perjalanan itu terdapat Pulau Komodo, yang merupakan habitat endemiknya komodo yang dianggap sebagai sisa binatang purba tersebut.
Setelah menempuh perjalanan darat ke Kota Bima, pusat keramaian paling timur pulau tersebut. Dari sini semua penumpang yang ke arah barat memulai perjalanan baru dengan bis malam. Aneh juga jadwal perjalanan bis di kota ini, ada sekitar 10 pilihan tetapi berangkatnya hampir sama jam 7 malam. Saya memilih yang sampai Kota Mataram saja, sedangkan 3 teman kami langsung naik bis yang jurusan Surabaya sehingga selesai sudah kebersamaan dengan mereka.
Setelah sampai di Mataram, saya mendapat informasi bahwa untuk menyeberang ke Bali harus naik angkutan umum ke Pelabuhan Lembar. Sayapun menjalani itu tanpa masalah. Di pelabuhan ini saya cukup lama berjalan-jalan mencari informasi yang paling baik.Ternyata ada dapat juga cara mayeberang yang murah yaitu ikut truk barang yang akan ke Denpasar yang isinya masih 2 orang dan cukup kasih tips saja saya sampai di Denpasar dengan murah.
Setelah sampai di Denpasar, saya baru nelpon istri di rumah mengabarkan kalau saya sudah sampai Bali. Saya sampaikan juga bahwa menurut informasi penduduk, saya ada pada posisi yang cukup dekat dengan Pantai Kuta yang terkenal itu. Saya juga mengatakan kalau tidak akan mampir ke pantai yang terkenal di dunia itu.
Sebetulnya istri membolehkan saja kalau sekedar lihat-lihat, tetapi saya katakan tak ingin menikmati keindahan panorama alam itu sendirian. Saya jadi terharu sendiri dan hampir menangis ketika berjanji bahwa saya hanya akan menikmati indahnya kehidupan ini bersama-sama.
Halaaah jadi melow deh..............
Bersambung lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H