Lihat ke Halaman Asli

Taryadi Sum

TERVERIFIKASI

Taryadi Saja

Hasil Memanusiawikan Penumpang KRL Jabodetabek

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13264782031684009123

Sejak Desember 2011 lalu, spanduk-spanduk "memanusiawikan" penumpang KRL Jabodetabek telah dipajang oleh PTKAI di setiap stasiun kereta. Teknisnya adalah dengan meniadakan penumpang yang naik di atas atap kereta. Program ini memang sangat diperlukan mengingat puluhan orang tewas setiap tahun karena tersengat listrik yang berada sekitar 2 meter di atas atap gerbong itu. Terlepas dari kebandelan penumpang atap tersebut, sebenarnya kebijakan menghilangkan penumpang atap itu sudah dilakukan sejak lama, dari mulai dengan menertibkan di tiap stasiun sampai dengan menggunakan semprot warna. Namun penumpang atap tetap saja tidak bias diberantas, bahkan berani melawan petugas. JIka membaca spanduk-spanduk yang akan menggunakan moment 1 Januari 2012 untuk benar-benar menghilangkan penumpang atap, sungguh merupakan program yang sangat bagus jika disertai dengan tindakan nyatanya. Jika tidak, ini sangat mustahil dilaksanakan. Setelah 2 minggu sejak awal tahun 2012, penumpang atap ternyata masih tetap demikian. Jumlah keberangkatan keretapun tak ada kabar ditambah.

13264783061699568504

Malah yang terjadi justru sebaliknya, dengan sistem commuter line yang saat ini di jalankan, jangkauan kereta menjadi lebih jauh sehingga untuk bolak-balik membutuhkan waktu yang lebih lama. Jika sebelumnya kereta hanya beroperasi Bogor-Tanah Abang bolak-balik, kini trayeknya menjadi Bogor-Tanah Abang-Kampung Bandang-Jatinegara. Maka menjadi sangat ironi jika program "memanusiawikan" penumpang kereta hanya dengan memindahkan penumpang dari atap ke gerbong yang penuh sesaknya yang juga sudah tidak manusiawi. Gerbong kereta ekonomi pagi dari Bogor memang sangat tidak manusiawi karena penumpang yang naik diperkirakan lebih dari 300% daya angkut kereta sehingga selain selain desak-desakan seperti berburu masuk stadion, copet dan pelecehan seksualpun selalu terjadi di sana. Padahal, program memanusiawikan penumpang kereta dengan menghilangkan penumpang yang naik di atap mungkin dapat terlaksana  jika PTKAI menyediakan 4 atau 5 kereta ekonomi tambahan, pagi-pagi dari Bogor dan sore dari Jakarta.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline