Lihat ke Halaman Asli

Tanggung Jawab Siapa, Bagaimana Caranya?

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada seorang bapak dari anaknya yang siang-malam selalu diajaknya keliling "Dunia" yang sepertinya terlalu sempit baginya, sehingga hanya dengan berjalan kaki ia mengajak putrinya berkelana menjelajah dunianya yang entah kapan akan ditemukannya ujung dari dunia itu, sehingga ia akan berhenti dan kembali menjadi warga yang menetap di suatu tempat di bumi ini.

kasihan,..... itu kesan pertama yang saya rasakan waktu dahulu pertama kali melihat mereka hanya berdua seorang ayah dan anak perempuannya yang mengandalkan pemberian orang sebagai penyambung harinya, lalu apa kata putrinya tentang perjalanan tiada ujung yang ditempuh bersama bapaknya yang sepertinya sudah "tidak genap" itu?

kata undang-undang dasar 1945 fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara, apa maksudnya semoga tidak disalah arti menjadikan subur makmur negeri ini atas fakir miskin dan anak yang akan terlantar karenanya (biasanya makna kata memelihara adalah supaya dapat berkembang dan menjadi subur) kalau memang tetangga yang harus memulainya untuk menghentikan perjalanan panjang itu lalu siapa tetangganya? dan bagaimana caranya agar anak itu paling tidak akan menjadi putri yang terawat dan terdidik oleh orang yang masih "genap" sehingga dapat tumbuh menjadi remaja putri yang normal dan nantinya dapat berguna bagi Bangsa dan Agama.....

luangkan waktu kita sebentar wahai para bijaksana.......... urunkan sekedar koin kasih sayang untuk membantunya menghentikan perjalanan panjang yang seolah tanpa akhir itu wahai para darmawan dan hartawan............ wahai para pemegang kekuasaan marilah kita luangkan sedikit tangan kekuasaan untuk memungut "Putri Indonesia" itu dari jalanan........... wahai para peduli anak bangsa yang mulia mari luangkan sedikit ruang untuk menampung dan mendidiknya....... dan marilah wahai para penulis sebarkan dan serukan kata-kata kasih sayang agar setiap telinga menjadi teduh dan ibalah hati penuh kasih, mari kita perhatikan kanan-kiri kita, tetangga kita mudah-mudahan Indoneisa menjadi tanah yang diberkahiNya amiin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline