Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hari ini Kita Menyeduh Mimpi

Diperbarui: 10 Januari 2024   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Tanah tempat berpijak, rintihan jejak di antara panjangnya trotoar malam, melangkah setengah tergesa, mendaur ulang ingatan tentang pentingnya kehangatan keluarga. 

Sisa jelaga hujan kontras dengan selusin keinginan, setiap keluarga Menyeduh kopi atau teh manis dalam bejana cinta, berceloteh bahwa malam ini adalah kepingan syurga yang di turunkan kebumi. 

Tapi diluaran sana, ketika konflik kepentingan terbakar bersama tumpukan persahabatan, nilai nominal lebih berkuasa dari salam hangat kerinduan. 

Sulit mencari keteduhan, terasa mahal harga seulas senyum tulus tanpa keculasan. 

Mungkin malam ini dunia akan mati, ketika kehangatan hati telah di penuhi caci maki. 

#####

Baganbatu, januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline