Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hutan Terakhr

Diperbarui: 6 Oktober 2023   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Kicau burung telah punah, bersama matinya mata air sebelah sana. Unggas berimigrasi ketanah neraka, orangutan dan siamang melanglang buana mencari setetes air dan sekantung buah.

Patah sudah rerimbun bunga dahlia, bukit hijau kini berubah nestapa, seribu pohon mati dalam sekejap mata. Hanya ilalang, sekumpulan kecil perdu berduri tajam, menjaga tanah gersang.

Tiada lagi hamparan menghijau

Telah sunyi kepak sayap kupu-kupu menari syahdu

Jika ada gemericik air, Sejuta limbah pabrik turut mengotori

Entah apa yang akan diwariskan kepada generasi mendatang, tanah hijau berubah tandus dan kerontang, aneka satwa hanya ada dalam buku gambar, pepohonan tinggi hanya dongeng tentang kesuburan.

Jika nanti bencana menjelang, kepada siapa kesalahan hendak di timpahkan.

Jika nanti penghidupan semakin gersang, adakah pihak yang mengaku sebagai biang kerusakan

Pohon di tebang, kepentingan manusia di dahulukan

Hewan dan kekayaan flora di singkirkan

####3

Baganbatu, oktober 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline