Di sini, di banyak kesempatan terbuang sia-sia. Kita hanya menumpuk arang pada bara, merampas ilalang kering, kemudian menyulut api membara.
Untuk apa? Itu adalah tanya yang membuat kita bertengkar hebat, saling menyalahkan tentang siapa yang pertama kali menabung genderang perang. Kemudian kita menyiramkan cuka kedalam hati yang penuh dendam.
Pudar sudah pemahaman hati, padam sudah pikiran jernih. Bahkan untuk sekedar membedakan antara nyanyian dan tangisan, kita buta perasaan.
Haruskah kita menjadi saga atas amarah yang terus kita pelihara, ataukah kita sejenak harus merasa lelah, merana, dan menyeka airmata. Kemudian menua dalam siksa.
#####
Baganbatu, akhir september 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H