Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Ketika Perang

Diperbarui: 20 Maret 2023   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ketika Perang pagi ini, rumput dan ilalang menyerbu sawah dan ladang, membiarkan batang padi meregang tanpa sempat meninggalkan warisan. Pupuk bersubsidi di sabotase dekat gudang, ranjau benih hingga biaya tinggi menghantui, petani tiarap, kebutuhan akan harga sepadan gabah nasional tak terpenuhi.

Ini perang brutal, ketika moncong meriam terarah ke meja makan, anak-anak kurus memenuhi lemari pajangan, ibu-ibu tak sempat memberi ASI, kucing kesayangan mondar-mandir membawa sebaki penuh coretan puisi.

Perang, memenuhi kecamuk pemikiran. Musuh datang, berupa apa, berapa banyak, bersenjata apa, membawa roti dan donat. Tuan kasir tergagap, kebijakan tambal-sulam menjebak.

Jika siang nanti perang telah usai, pastikan anakmu telah makan dengan berselonjor di lantai. Jangan biarkan lalat nimbrung mencuri dengar, meskipun rasa kasihan itu masih bersarang.

#####

Baganbatu, maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline