Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Makhluk Kertas Bersayap Emas

Diperbarui: 10 Januari 2023   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Wajahnya manis, imut kenangku. Matanya terkadang sayu, terkadang malu. Ada bara di sana, ada ramah adanya, ada dan tiada duka atau bahagia. Wajah dan mata begitu keadaanya.

Ia pernah mengitari setengah dunia, mencari jejak para pendahulu yang gagah perkasa, menebar bibit di antara badai dan mega, menuai langit menancapkan tonggak nama sebagai pertanda. "Kami pernah ada".

Aku sering memanggilnya sebagai Sri, Ly, Yei, bahkan sesekali Ney. Ia memang tak peduli. Bahkan ketika namanya hilang dari papan pengumuman. Senyumnya masih berkumandang.

Tidak ada yang lebih penting dari terus bertahan untuk hidup, meski kadang harus berdiri di atas ombak, terombang-ambing di antara tangan-tangan jahil, tatapan menuduh dari mereka yang mengaku orang-orang penting.

Dengan kemampuan seadanya, dengan pengetahuan apa adanya. Dengan ikhtiar menyambung hidup sebagai anugerah yang mahakuasa, tetap berjuang adalah fitrah.

#####

Baganbatu, januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline