Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hari Ketika Aku di Makamkan (Bagian 3)

Diperbarui: 14 Desember 2022   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Langit rubuh, bintang jatuh

Bagiku, rasaku

Tetiba gelisah mendera, keringat dingin mengucur membasahi samudera.

Rasaku, pikirku.

Mulut terkunci tak mampu menyapa, otak berputar mengelilingi alam dunia.

Layar dibentangkan, rekaman kejadian diperlihatkan. Jutaan adegan memenuhi penyesalan.

Hendak menggapai  tangan lunglai

Hendak menghindar, kaki lumpuh sulit digerakan.

Hanya ratapan sekitar, tangis kesedihan oleh mereka yang mengaku kehilangan.

Kemudian gelap, pekat, perlahan seperti berenang di arus deras kelam namun melambat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline