Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hari Ketika Aku di Makamkan [ bagian 1 ]

Diperbarui: 16 November 2022   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Lampu besar padam

Cakrawala seketika berubah suram, ada tangan tangan besar menyeret keranjang amal. Lebih seribu bayangan tetiba menghampiri dalam samar.

Meminta

Menagih

Menanyakan komitmen akan perihal perjanjian diri

Aku ingin berontak, tapi tubuh terbungkus selubung putih. Hendak menyuarakan dalih, lidah terasa keluh tak mampu memilih diksi.

Mati. Kata yang paling ku takutkan terjadi, sendiri dan masih belum mengerti mengapa ini terjadi

Tak ku dengar tangis, padahal aku ingin menangis

Tak ada emergency, padahal aku ingin tetap hidup lagi

Mengerikan ketika aku harus sendiri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline