Berdiri tegak
Terdiam
Menatap samudera luas penuh kenangan, menjadikan debur ombak sebagai rambu kerinduan. Padamu yang tak jua datang, padamu seumpama bayangan anjungan kapal, Tempat segala kerisauan ini berpulang.
Menatap tajam, memberi ingat tentang perjanjian seumpama batu karang, membiarkan ikan kakap berenang dangkal menjemput keremangan petang.
Menghadapkan wajah kepada wajah bianglala, membaca guratan senja di serambi cakrawala
Berharap menemukan jawab atas segala tanya
Penantian panjang sejak zaman viking mengitari samudera
Begitu takjubnya semesta
Menyaksikan kesatria utama mengucap dan menjaga sumpah
Demi apapun yang tak mampu membuat hati goyah, tetap berdiri menantang lamunan hingga menyangka sebentar lagi akhir dunia