Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Memahami Arti Sepi Seorang Arumni

Diperbarui: 4 Agustus 2022   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Sepi telah menjadikan debu tanah berubah api

Melepuh tapak kaki memijak bayangan senja, terbakar mata hati ketika  angin bertiup rindu menyentuh jiwa. Sebuah penjara besar bernama kesendirian, kemanapun mata memandang, kemanapun senyum hendak di korbankan, hanya padang gersang tanpa riuh kehijauan.

Arumni adalah korban

Mengarungi lautan pasir bernama penantian, mengharap sedikit oase di tengah kebimbangan. Sanggupkah wanita bermata jeli menyelam lautan dalam, sedangkan ombak besar tengah menderah hati yang kosong kasih sayang. Sungguh butuh kesungguhan, berdiri mematung di kelilingi seribu tanya tentang kepastian.

Arumni bukan satu-satunya korban

Sejak zaman batu masih dalam ingatan, telah berjuta Arumni menjadi tumbal. Di sembelih rindu yang menghujam, di rantai janji yang melingkar membakar perih. Ini adalah kisah berulang, dan Arumni mengisi deret panjang rasa kesepian.

Sepi seorang Arumni, sedih seorang diri. Siapa sanggup menggambarkan, siapa sanggup menterjemahkan arti sepi seorang Arumni.

Akupun tak berani.

#####

Baganbatu, 4 agustus 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline