Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Kisah Anak Manusia

Diperbarui: 24 Juli 2022   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Dan ingatlah ketika anak manusia dilahirkan, tanpa harta, tanpa tahtah, bahkan pakainpun tiada. polos apa adanya, pasrah mengakui bahwa sejatinya manusia itu makhluk tunduk kepada sang pencipta.

Ingatlah! Tidak ada manusia yang serakah ketika ia belum mencicipi manisnya dunia. hidup tanpa prasangka, jujur tanpa membantah tentang takdirnya.

Tetapi ketika waktu berputar searah tumbuh-kembang jiwa dan raga, ketika polusi moral mulai menyebar memenuhi penalaran, manusia bijak berubah tamak, bocah lugu tak lagi malu mencuri dan menipu.

Hingga perjalanan usia mendekati akhir, segala kemewahan hendak di raih sekehendak pikir, titik cerah kedalaman jiwah mulai lemah, ruhani hitam pekat oleh tumpukan dosa.

Menangislah ia menyesali masa muda

Meraunglah ia memanjatkan doa agar Tuhan menangguhkan tua yang menimbulkan renta

Penyesalan tetiba datang menyatakan salam

"Ucapkan selamat tinggal kepada kehidupan."

Tunggu masa penghakiman sang pengadil di alam keabadian

#####

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline