Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Geragap

Diperbarui: 27 April 2022   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Senjaku, ketika pucuk tangis lemah membilas, sunyi kemudian hening menemani duduk bersanding. Tiada kata terucap, mata memerah tertampar tekanan batin.

Meraungku berbisik.

Ratapan hanya sejengkal menyentuh kemudian berakhir.

Yang ku sesalkan bukan airmata, yang ku takutkan bukan kehilangan kemudian kesendirian. Logikaku mengajarkan, kesadaranku menunjukan.

Namun sulit mencampakan kenangan, terasa berat bila perasaan mesti menikam kesayangan.

Lemah ketika harus berhadapan nostalgia.

Terasa enggan ketika jendela hati harus berurusan dengan indah bayangan.

Masa lalu ternyata lebih kejam, tegak lurus menyatakan kenyataan.

Senjaku bisa berdusta, namun aku dan nostalgia adalah nyata.

#####

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline