Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Ingatan

Diperbarui: 9 Februari 2022   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku pernah salah menilai lupa, ku sangka ia hendak membunuh ingatan begitu rupa, menyiramkan sianida agar akar pengalaman tak berbuah periksa. Aku sangat salah, bahkan vonis itu terlanjur menjadi peta penuntun arah.

Aku pernah sangat membenci lupa, benci yang berpangkal dan bermuara pada satu keadaan, prasangka. Begitu bencinya, hingga otak kiri dan kanan saling membunuh berebut tahta. Sunggu suatu kecemasan yang sangat memalukan.

Jika ingatan hanya kumpulan kenangan usang, mengapa aku terus mendamba ia akan menjadi teman perjalanan.

Antara ingat dan lupa, di antara malu dan bangga, masa lalu ternyata menyiapkan kasih dan sayang sebagai hadiah. Menyiapkan bekal masa depan, menimbulkan harapan baru tentang keberadaan raga dan jiwa.

Ingatan membuat aku ada hingga aku di lupakan.

*****

Baganbatu, februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline