Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Korupsi

Diperbarui: 8 Februari 2022   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dulu, ketika aku masih pekerja biasa, aku telah bersumpah kepada Tuhan. "Tidak akan mencuri uang perbendaharaan, kan ku jaga amanah hingga maut menjelang".

Bertahun-tahun janji itu ku pegang, silih berganti menyaksikan rekan dan atasan masuk tahanan, menambah tekatku untuk hidup lurus di jalan pengabdian.

Kini, ketika tampuk pimpinan berhasil aku dapatkan, godaan itu mulai datang. Menilap sedikit uang perjalanan, memotong anggaran pengadaan kursi roda untuk para  pesakitan. Dan yang paling fenomenal pernah aku lakukan, menyunat sumbangan pembangunan rumah ibadah dan panti asuhan.

Mobil mewah seri kekinian, rumah megah di puncak dan Denpasar, plesiran keluar negeri setiap akhir pekan, pergaulan kelas atas yang membutuhkan penampilan berbiaya mahal.

Janjiku kepada Tuhan telah ku lupakan, kini hidup hanya memperturutkan ketamakan. Mulanya mengambil sedikit, kemudian ketagihan. Korupsi benar-benar mulai tersa nikmat bagi jiwa dan ragaku yang di kendalikan setan.

"Jangan salahkan aku, jangan hujat aku. Salahkan sistem dan keadaan, salahkan kempatan yang membuat aku melakukan kecurangan". Begitu dalihku di hadapan Tuhan.

*****

Baganbatu, februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline