Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hutan

Diperbarui: 25 Januari 2022   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dahulu, hutan adalah kumpulan pohon dengan semak belukar, tak bertengkar dengan ilalang, hidup rukun dengan putri malu dan anggrek bulan.

Dari utara ke selatan, auman harimau menandakan kedamaian. Lolong srigala gagah menyambut malam, kicau jalak goci riang menandakan siang.

Kini, hutan hanya kotak permainan. Tiga-empat pohon, satu atau dua kupu kebingungan, setiap hujan datang, setiap kemarau terbilang, hutan di sangka sumber kesengsaraan.

Hutan kota, hutan adat, hutan desa, semua menyimpan masalah. Kedamaian tergerus bersama erosi banjir bandang,  keteduhan hilang di dekap rakus imajinasi keuntungan nominal.

Banyak tangan menghancurkan, sekian kepentingan berdalih undang-undang. Pohon di angkut ke perindustrian, hariamu dan jalak goci di jadikan hewan peliharaan.

Suatu hari nanti, hutan hanya tulisan penunjuk jalan. Tanpa pohon, tanpa belukar. Hanya musik sedih pegganti kicau dan auman.

*****

Baganbatu, januari 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline