Di hadapan anda, hamba adalah bukan siapa-siapa. Seumpama debu, butiran halus tak berbentuk di padang luas sembah dan puja. jikapun setetes embun, hanya setetes.
Di tengah gemuruh rasa kagum samudera tepuk tangan membahana, pandangan mata tak berkedip menuai pujian hingga menghantar ke atas singgasana. Itu milik anda, sebuah kehormatan bisa menjadi saksi mata atas peristiwa tak terlupa.
Tapi hamba bukan peminta-minta. Seulas senyum yang anda berikan, selembar nyawa hamba sedia di pertaruhkan sebagai balasan. Biarkan hamba tetap menjadi debu, biarkan hamba menikmati perih laksana embun berangsur luruh, hilang tak berbekas, moksa ketika ada dan tiada hampir tiada beda. Hamba pasrah akan takdir membawa jiwa dan raga.
Anda adalah anda, raja penguasa hikma segala aksara
Hamba tetap hamba, tak berhasrat menjadi siapa-siapa.
Dengan segala hormat, ijinkan hamba menukar jubah kebesaran anda dengan kain usang milik hamba. Satu-satunya yang hamba punya, perlambang dingin dan panas semesta raya.
Terhinakah anda?
#######
Baganbatu, juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H