Keruwetan bermula. Satu wajah muncul di cermin besar bahtera rumahtangga. Senyumnya, kedipan matanya, semua yang tampak sempurna ada padanya. Seraut wajah baru yang muncul bukan tiba-tiba, sedangkan wajah lain yang lama ku kenal menyendiri disudut kamar, seperti berteriak, tapi aku pura-pura tak mendengar.
Bermula dari pandangan mata, berlanjut tukar nomor WA tanpa merasa berdosa. Sejak kapan ia hadir di setiap jengkal pemikiran? Ternyata hatiku tahluk di getar suara. "Kang, apa kabarmu?" Sekejap datang, kemudian tak mau hilang.
Ternyata aku lebih kejam dari nazi Jerman, lebih culas dari Zionis merampas . Mencampakan yang lama demi yang baru, membunuh wajah setia demi memasukan nama baru dalam urusan cinta.
Adakah orang seperti aku?
*****
Baganbatu, juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H