Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Mengejar Badai

Diperbarui: 12 Juni 2021   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Rumahtangga dibangun dengan ikrar. Bertekat menyulam dan menambal, mencuci dan membersihkan segala aib pasangan. Baik atau buruk, tangis atau duka, segala berasal dari niat bermula.

Seperti menabur benih dipadang gersang, adakah cukup hanya pengakuan, memberi dan menerima rasa keikhlasan. Semua semu, pegakuan hanya kata baku tak bermutu. Mudah rombeng oleh angin, gampang rapuh sebelum sepuh.

Sepuluh atau dua puluh tahun, itu hanya bilangan waktu. Bukan penentu kita semakin menyatu, bukan prasasti bagimu-bagiku. Hendakah kita tertipu.

Semakin dirasa, semakin dipendam segala rasa, ternyata kita tengah mengejar badai. Uban dikepala tak dimaknai cukup oleh usia, kulit keriput tak jadi pertanda seharusnya waspada.

*****

Baganbatu, juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline