Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Engkau Matahariku, Tenggelam bersama Rintik Gerimis dan Awan Hitam

Diperbarui: 30 Mei 2021   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku mengenalmu, bahkan sangat memahami siapa dirimu. Di matamu ada matahari, sejak semula memberi hangat di selubung hati. Senyumu mengandung cahaya, entah telah ribuan kali membuatku terjaga, setelah terpuruk dan terjatuh teramat parah. Hadirmu memberi terang dalam gelap teramat panjang.

Tapi gerimis menenggelamkan matahariku. Hanya gerimis dengan beberapa butiran tangis, di perparah kehadiran awan hitam menyerupai jubah. Menutup ceria yang engkau punya, mengubur oftimis dengan selubung magis. Kecewa ternyata bersalin rupa, membunuh matahariku dengan berpura-pura. Demi setia, mengatas namakan kerelaan jiwa.

Matahari menangis dalam pelukanku, menumpahkan airmata derita serupa magma. Matahari hanya menitipkan bisikan di telingaku, " jangan pernah kecewakan matahari. Ia telah berkorban hingga harus merelakan mati".

Matahariku, ku insyafi pesan terakhirmu.

*****

Baganbatu, mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline