Mencari Emak. Tangisnya pecah terisak-isak, matanya nanar mencakar selembar formulir. Dua tahun, tujuh bulan, tiga minggu kurang setengah hari. Pulang-pergi melompati garis sempadan, mengorek jejak terasing di negeri orang.
Pada tiang bendera ia berkeluh-kesah, pada sang saka mengucapkan janji dan satu pinta. "Pulangkan Emak!". Setelahnya melesat mendahului titah, merunduk kawat duri sebagai penanda. "Aku anak Emak".
Andumbadan. Andumbadan anak bertaji rajawali di kolong kesulitan ekonomi, menyaksikan Emaknya terbang diculik burung besi. Hingga kini, hanya dua kali sang Emak pulang. Dua menit melepas rindu, mencukupkan penantian hampir sewindu
Salahkah Emak?
Salahkah bapak?
Salahkah pengelola negeri ini?
Andumbadan tak peduli.
Tetap menanti Emak, berharap sebelum lebaran telah kembali.
*****
Baganbatu,mei 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI