Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Andumbadan

Diperbarui: 4 Mei 2021   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Mencari Emak. Tangisnya pecah terisak-isak, matanya nanar mencakar selembar formulir. Dua tahun, tujuh bulan, tiga minggu kurang setengah hari. Pulang-pergi melompati garis sempadan, mengorek jejak terasing di negeri orang.

Pada tiang bendera ia berkeluh-kesah, pada sang saka mengucapkan janji dan satu pinta. "Pulangkan Emak!". Setelahnya melesat mendahului titah, merunduk kawat duri sebagai penanda. "Aku anak Emak".

Andumbadan. Andumbadan anak bertaji rajawali di kolong kesulitan ekonomi, menyaksikan Emaknya terbang diculik burung besi. Hingga kini, hanya dua kali sang Emak pulang. Dua menit melepas rindu, mencukupkan penantian hampir sewindu

Salahkah Emak?

Salahkah bapak?

Salahkah pengelola negeri ini?

Andumbadan tak peduli.

Tetap menanti Emak, berharap sebelum lebaran telah kembali.

*****

Baganbatu,mei  2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline