Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hatiku Terpotong Tujuh

Diperbarui: 3 Mei 2021   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku mengira, secuil hatiku telah porak-poranda. Satu bagian sibuk manisnya dunia, satu bagian lagi tersandera sanjung puja.

Hatiku tak lagi merah. Ada jutaan noda membentuk tameng menolak kebenaran, ada hiasan dusta dan khianat sebagai pendampingnya.

Siang atau malam, saat sedih atau senang, hatiku terpotong tujuh tanpa menyisakan. Entah ke mana bibit keikhlasan, entah di mana tunas kebajikan ku tanam.

Tersangkut media sosial, terpikat oleh hiruk-pikuk ketenaran.

Hatiku entah kapan pulang.

Hatiku entah kapan lapang.

*****

Baganbatu, mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline