Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Seharusnya untuk yang Sesungguhnya

Diperbarui: 19 April 2021   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Langitpun lelah. Meniti samudera sunyi berbekal mimpi. Sangat sepi, bahkan bunyi riuh serangga telah pergi. Sejak tadi. Tanpa gemericik tasbih, tanpa untaian airmata setulus hati.

Padahal gelap baru dimulai. sisa penganan berbuka berserakan menutupi, kepekaan hati, terpaan mentari sejak pagi .

Mungkin beginilah wujud asli.

Adakah ini tabiat sebenar pemahaman.

Semoga bukan, walaupun untuk saat ini.

******

Baganbatu, april 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline