Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Doa-doa

Diperbarui: 6 Februari 2021   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Doa-doa beterbangan di langit malam. Serombongan harap cekikikan sebelum final. Udara jadi berat, bekas air mata, kata-kata memelas. Terisak mengharap pinta segera berbuah nyata. Sekejap. Tanpa menunggu lama.

Ribuan rayuan bertengger di puncak penantian, airmata di jadikan sarana mengelabui semesta. Setengah memaksa, setengah mengancam. 

Doa-doa laksana buih berhamburan. Tanpa kesabaran, tanpa penghormatan. Sang peminta mendikte sang maha kuasa. Dalam segalah kepongahan. Sambil menitipkan permintaan.

"Tuhan. Segerahkan pintaku". Dengan kasar mengetuk pintu perbendaharaan.

Doa-doa diakhiri keputusasaan

Doa-doa menyandera kesadaran.

Doa yang terbuang.

*****

Baganbatu, pebruari 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline