Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Seekor Semut Hitam dan Sehelai Daun

Diperbarui: 27 Januari 2021   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Di beranda siang. Semut hitam dengan lilitan perban di kepala, tangan dan kaki terasa kaku, semalaman tak menemukan sesuap nasi.

Di mana-mana air, lumpur dan potongan sampah aneka rupa. Air comberan, air pegunungan, air muara, berkumpul tak tahu hendak ke mana. Seperti nasib semut hitam terpisah dari keluarga, untuk sekian lama. Mungkin selamanya.

Memeluk erat selembar daun yatim-piatu. Tak kenal sebelumnya, tak pernah bersua sejak dahulu kala.

"Wahai daun berhati bersih, mengapa tak engkau ajarkan kepada mereka makhluk berakal tinggi, jangan semena-mena merusak isi bumi".

*****

Baganbatu, januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline