Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hayalan Menikmati Sepi

Diperbarui: 25 Januari 2021   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Pagi ini, hayalan tak datang menghampiri, entah bertandang ke dunia mimpi, atau tersandera janji-janji. Sepertinya dua waktu tak cukup mengetuk kembali.

Padahal sepi telah berdandan rapi, cermin besar sebagai saksi, kebisuan kata siap melawat hati. "Ke mana hayal hendak di cari, sedang waktu terus memainkan rasa perih."

Dari semula hanya dongeng belaka, seperti tarian diam kepak sayap rajawali, seperti nyiur melambai menggoda angin. Nyata hanya di dalam isi kepala, berharap hadir sebelum malam dan fajar bersanding.

Entah permainan apa sedang di rancang hati, entah muslihat apa tengah di ramu sukma. Siang dan malam sibuk terkenang, pagi dan petang hayal tak jua datang. 

Kasihani sepi. Ia piatu kini.

Kasihani diri. Menanti dan menanti.

*****

Baganbatu, januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline