Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Lamunan Senja

Diperbarui: 26 November 2020   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ijinkan aku mencium indahmu, mendekap erat di relung sanubari, mengajakmu berwisata menyusuri urat nadi, bergandengan tangan di sepanjang pembuluh arteri. Tak merah lagi darahku, pernik berkilau bak kecubung emas milik para sang empu.

Bersama deru bayu, menyapu landai lembah membisu, mengusap mesra puncak gunung tinggi terperangah. Takjub akan kemolekanmu, syahdu menuai petikan nada menyejuk buluh perindu.

Sejak kapan aku akan bosan, bila indahmu melumuri sempadan hayalan. Gemericik tuangan kemilau racikan tangan Tuhan, maha karya tak mampu berbilang ucapan.

Sumpahku bersanding alam, janjiku terpatri prasasti mutu manikam. Sejak mula mengenal dunia, hadirmu menakjubkan swarga netra.

"Tuhan, ijinkan aku melahap habis hidanganMU. Biarkan aku merayu senja sebagai hambaMU".

*****

Bagan batu, november 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline