Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Menemukan Kehilangan Setelah Ia

Diperbarui: 29 Oktober 2020   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku menemukanmu. Di antara keruwetan simpang-siur kepentingan, terjerat manik-manik gemerlap malam yang menikam. Sekelebat, kemudian lenyap. Sekedipan mata, abadi tak nyata.

Sangkamu. Aku pengecut yang tunggang-langgang, berpencar antara naluri dan hayalan, menunduk dan menelan batu kerikil sekali telan. Persoalan, kerumitan, adalah tatapan.

Aku menemukanmu. Memamah beton berlampu merah dengan riang. Biasa katamu, sekedar mengulur waktu, dalilmu.

Sangkamu. Jejak-jejak merapi mudah terhapus seperti dulu lagi. Salahmu kawan. Bahkan hujan badai tak sanggup menyentuh ujung memori.

Aku menemukanmu. Adakah ini anugerah atau bencana?

*****

Baganbatu, 29 oktober 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline