Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Nadia, Sedihmu (Bagian 1)

Diperbarui: 28 Juni 2020   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Di pelataran juni mendekati akhir, dalam gerimis kecil menitikan percikan sedih. Wajah ayu terkurung sendu, senyum manis habis terlindas tangis.

Nadia, sedihmu. Engkau jadikan tetes air mata sebagai ungkapan, seribu duka cita masih engkau simpan. Dalam laci hatimu, dalam gersang penuh perih rasamu.

Nadia, sedihmu. Kekasih hati telah pergi membakar janji, meninggalkan abu penyesalan tak terbayangkan sejak mula lagi. Ucapan sumpah merana terbawa serta, sehidup semati ternyata dusta.

Nadia, sedihmu. Batas putus asa dan harapan kini engkau lalui, tiap sebentar menoleh kebelakang menabur perih.  Jejak penghianatan berlari mengejar kemana engkau pergi. tak henti, mencabik dengan kekejaman yang tak engkau mengerti.

Nadia, sedihmu.

Bagan batu,juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline