Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Deramba As Rara

Diperbarui: 26 Juni 2020   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Memulai. Wahai angin, teman setia mengitari pagi yang dingin. Hendak engkau bawa kemana laju hayal rumput kering menapaki matahari, bergerombol dalam serpihan mimpi mengusap pagi, mengantarkan jejak seorang penunggang harap mendaki tinggi puncak duniawi.

Pertengahan. Lenguh napas di dera keringat menghempas, satu dua percikan cita di bawah terik sang surya, menghebat. Badai berpesta di ambang singgasan, putri-putri tetes angin menari mencabik-cabik batin.

Berakhir. Wahai porak-poranda menjelma, titipkanlah sekedar syair duka cita membelah raga, nyanyikan dengung darah tertumpah selaksa ria. Akhirilah......

Bagan batu, Juni 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline