Hadirmu menyerupai misteri, meloncat kemudian hinggap di tangkai memori, membekap teriak pacu hati hingga terhenti, menyandera rasa sunyi bermula dari menanti,
"Mengapa datang di saat hatiku sedang berbunga?" anggrek bulan menatap iba dirinya sendiri. Pergantian musim telah di lalui, seribu janji yang di ingkari dalam karung pedih. Bukan mudah melalui jalan penuh duri, tak terkira cucuran air mata membasahi setiap kali berhenti. Sekedar menarik napas untuk bekal melangkah nanti.
Pergimu terlalu tergesa, padahal putik dan benang sari baru hendak berpesta, merayakan lahirnya cinta, menabalkan nama keindahan kepada semesta.engkau bahkan tak peduli, menghilang bersama semilir angin yang membingungkan, tanpa tanda tanpa pesan,tanpa ucapan selamat tinggal sebagai penegasan.
Maaf, jika jejakmu telah hilang
Maaf, jika datang dan pergimu kini hanya semu
Bagan batu, mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H