Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Perempuan di Bawah Hujan Salju

Diperbarui: 4 Mei 2020   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Beku! Segumpal hati lebih dahulu membeku, tiap ruang penyimpan memori menutup tirai sekeras batu. Bukan dingin menikam ingin, bukan salju pembunuh haru, dingin hanya permainan musim, salju hanya pertanda bahwa kehidupan telah berganti. Hari ini atau sebentar lagi.

Lima derajat di bawah nol. Langkah kaki bertalu-talu memukul permukaan hati, bertubi-tubi rasa perih mendatangi, mengitari luka yang beku oleh darah bercampur salju.perih itu lebih putih dari gumpalan salju, berkilau melenakan pada awal perbuatan, menyisihkan racun ketika kisah hampir mendekati akhir.

Ini musim salju yang kesekian kali dalam hidupnya, udara dingin telah mengenali ciri duka yang ia derita. Dari musim ke musim, dari hangat ke dingin, perempuan itu hanya menundukan muka merapikan duka.

Bagan batu, mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline