Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Meratap Dahan kepada Daun

Diperbarui: 3 Mei 2020   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Ratap. Merataplah selagi embun belum jauh, tunas-tunas baru belum tumbuh. Menangislah sesukamu, menjeritlah sekiranya sesak masih dadamu. Itu melegakan, akan menumpahkan segala sesal, biarkan beban terbawa hembusan.

Bersimpuhlah memohon ampunan. Tiada terhinakan pengakuan, tiada tercemar nama besar.semakin dalam merenungkan, semakin besar penyesalan, kerak-kerak noda tersucikan, gumpalan dosa perlahan sirna. Satu demi satu, sedikit demi sedikit

Seperti dahan meratap kepada daun, mohon pengajaran tentang kepasrahan. Dahan punya kekuatan, tapi rapuh menghadapi godaan. "Ajarkan aku tentang pasrahmu, kan ku simpan di serambi hati."

Daun tersenyum, perlahan tua dan mengering. Ketika angin datang memanggil, daun pasrah menjalani takdir. Melayang dari ketinggian, terjerembab di tempat basah penuh kehinaan. Pasrah tanpa niat perlawanan.

Bagan batu, Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline