Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Hanya Diam

Diperbarui: 1 Mei 2020   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok Kang Marakara

Engkau terdiam. Aku menyapamu dengan sopan, sepenuh hati dan perasaan. Sambil menggendong beban, mataku melirik dirimu di keramaian. Hanya seyuman menghias pemandangan, mata acuh tentang lalulalang, hanya itu yang ku temukan.

Dalam panas dan hujan sendirian, menyampaikan pesan rasanya jadi tujuan, pasti sepadan dengan bayaran. Miliaran, ketenaran, nama besar. Jutaan penggemar histeris kegirangan.

Sejak aku lajang, beranak enam, hingga cucuku berdatangan. Mulai pagi menggotong tas butut berisi bekal, hingga awal bulan saat gajian, engkau hanya diam.

Apakah engkau diam-diam memperhatikanku?

Apakah engkau diam-diam tersenyum kepadaku?

Dalam diam aku tersenyum sendirian, dalam diam aku menghayalkanmu, aku jadi sering terdiam sejak mengenalmu.

Diam-diam aku curiga engkau mencintaiku. Jangan-jangan diam itu caramu menyempaikan pesan kepadaku.

Bagan batu, awal Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline