"Siapa yang di kubur?"
"Kebodohanku."
"siapa yang di tanam?"
"Perasaanku!"
"Mengapa Engku hidup lagi?"
"Aku belum puas menikmati"
Hidup tanpa jiwa, berbicara tanpa makna. Berjalan tanpa meninggalkan jejak kebajikan, bertempat tinggal bagai racun di dalam botol. Bau anyir kebusukan batin, kilatan petir tergambar dari senyum penghias bibir.
"Engkau telah mati?"
"Buktinya aku di sini!"
"Engkau sejenis zombi?"
"Menurutmu?"