Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Corona, Pinta di Bawah Sajadah

Diperbarui: 25 Maret 2020   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Tuhan datang kepadaku tadi malam. Bertanya apa mauku, tapi aku tak mampu berkata-kata. Padahal banyak pinta yang kusimpan di bawah sajadah.

Aku hanya mampu menitikan air mata. Badan gigil jiwa retak seketika. Tuhan kembali bertanya apa hajatku, aku masih tetap beku menatap keagungan-NYA.

Yakinku Tuhan akan datang lagi nanti malam, kususun ulang seribu permintaan di atas pangkuan. Suara kubersihkan dari nista dan kemaksiatan.

Gelisahku tidak tertahan, cemasku melampaui kemampuan. Teringat penderitaan hendak kusampaikan, agar bahagia bisa kumohonkan.

Tapi diri terlanjur dipenuhi kotoran dengki, suara hati belum bersih dari nafsu hewani. Terlalu rendah aku berbicara kepada sang pencipta.

"Ya Tuhan, kapankah penderitaan ini berakhir. Aku takut gelap akan semakin menutup penglihatan, aku takut cemas mulai menggerogoti seluruh hidupku".

Bagan batu,25 maret 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline