Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Pemimpin Tanpa Rasa Malu

Diperbarui: 28 Februari 2020   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

"Malu itu adalah bagian dari iman", Begitu ajaran dan pedoman yang senantiasa menjadi pegangan dalam mengarungi kehidupan.

Malu menjadi pakaian kebesaran, malu di dudukan sebagai mahkota keagungan. Malu adalah hal utama sebagai perwujudan adanya secuil iman di dalam hati.

Sebagai seorang pemimpin sebagai seorang manusia yang di kehendaki sang pemilik kehidupan untuk menjadi suri tauladan, pemimpin sejatinya tengah mempertaruhkan segala jiwa dan raganya, hidup dan matinya, demi memenuhi sebuah cita-cita rakyatnya.

Maka setiap ucapan. tindakan, dan semua keputusan seorang pemimpin adalah cermin dari keinginan dan tekat seorang pemimpin untuk mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan sendiri dan golongan.

Bila seorang pemimpin tidak lagi punya rasa malu dalam berucap dan bertindak, maka akan lahirlah kebijakan-kebijakan yang cenderung menimbulkan kegaduhan dan keruwetan beruntun bagi rakyatnya. 

Jangankan menikmati ketentraman dan keteraturan dari setiap keputusan dari sang pemimpin, rakyat justru di kondisikan sebagai kelinci percobaan yang hanya bisa pasrah di perlakukan sesuka hati.

Pemimpin akan cenderung menciptakan alibi sebagai pembenar dari setiap tindakanya, kritik dan saran ditanggapi sebagai usaha sebahagian golongan yang tidak setia dan tidak mau mendukung semua kebijakanya. 

Pemimpin seperti ini hanya mau mendengar pujian dan keberhasilan dari setiap langkah keputusan yang ia terapkan. perkara rakyat menikmati manfaat atau tidak, itu semakin jauh dari pertimbangan.

Malu dan iman selalu beriringan mengontrol setiap perilaku manusia. entah itu rakyat jelatah, politisi kelas tinggi, apalagi pemimpin yang di serahi amanah mensejahterakan seluruh manusia yang dipimpinya. 

Rasa malu seharusnya bisa menjadi filter bagi seorang pemimpin dalam berucap dan bertindak, sehingga setiap kebijakan yang di hasilkan adalah sesuatu yang benar-benar membawa kebaikan kepada semua orang.

Kita tidak sedang kekurangan stok orang pandai dan terpelajar, tapi rasa-rasanya kita kekurangan manusia-manusia yang masih menyimpan dan memiliki rasa malu di hatinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline