Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Mungkin Ini Penantian yang Abadi

Diperbarui: 24 Februari 2020   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.con

Malam baru berjalan seperempat bagian, langit utara telah memenuhi ruang dengan sketsa garis bintang Alalaliya. Bulan sejak senja mematung di cermin cakrawala, diam dalam kesendirian, membisu memaknai hidup yang terus berlalu

Aku membeku dalam lintasan waktu, memandang keajaiban malam dari selembar sajadah tua. Air mata telah tertumpah, segala dosa dan salah tergambar nyata. Penantian akan pencerahan abadi yang masih terus di nanti, sepanjang masa

Berteman dengan air mata, berkawan dengan penyesalan merebus dada. Mendidih kesadaran hingga memuntahkan lahar pertobatan. "Tuhan, dalam diamku penuh jutaan pintaku. Dalam kesendirianku hanya berharap uluran rahmatMu"

Bagan batu, ini hari baruku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline