Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Mengenangmu Tatkala Rindu Hendak Membunuhku

Diperbarui: 31 Januari 2020   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Aku mengenalmu lewat aroma mawar merah di keheningan telaga warna. bermain bersama hembusan angin senja, menyanyikan lagu tentang keindahan  suasana. Pandangan pertama adalah hujaman panah menembus dada, menggoreskan sebuah nama di setiap dinding hati yang berbunga

Aku mengenangmu melalui desir angin yang membisikan kata-kata mesra di permulaan malam, petikan gitar mengiringi hadirnya bayanganmu, kata-kata penuh diksi indah bertaburan di langit malam

Mengenalmu dan mengenangmu menjadi dua hal yang paling aku rindukan, bahkan sebelum rindu itu hadir menyapa hati. Jauh sebelum lukisan indah karya sang maestro menghias jagat seni.

Ternyata tiga puluh tahun aroma mawar itu menemani tidur dan jagaku, mengiringi setiap langkah kemana hayalku mengarah, menemani suasana hati tatkala rindu secara diam-diam hendak membunuhku

Kenangan bersamamu menjadi benteng tebal menakhlukan rindu, membuat setiap kenangan bagaikan baju zirah di medan perang. sabetan pedang kerinduan tak mampu merobohkan keyakinan. mengenalmu dan mengenangmu membuatku menemukan kesejatian

Bagan batu, awal hari dengan kerinduan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline