Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Sabar Menunjukan Jalan bagi Gelap Menuju Terang

Diperbarui: 2 Januari 2020   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Langit barat masih muram di bangku taman, rayuan angin berdesir tak sudi ia hampir, nyanyian bunga kenanga dengan simponi indah telah terasa hampa. Gelap telah menutupi segala cuaca, pekat tak tertembus sebarang cahaya, kerlip bintang tak lagi mampu hantarkan suasana. Lengang pada pandangan, sunyi bahkan mencekam setiap kali edarkan perasaan

Kaki terpasung oleh waktu yang membeku, sepasang tangan alam bersiap mengoyak tatanan, hiruk pikuk menempel pada cangkang peradaban. Selangkah di tebing terjal mematikan, sempoyongan di hempas badai yang berkunjung tadi sore

Lampu minyak tanah dari bekas kaleng sarden, meliuk tercipta bayangan hitam di dinding kusam, ciptakan panorama-panorama liar menggerayangi impian.  Gelap kembali datang di luar kamar, mengetuk kesadaran yang lama hilang

Belok kiri belok kanan. Begitu terang dan gelap mengajarkan, tertera dalam laman hati yang tak jua mumpu di pungkiri

Bagan batu 2 januari 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline