Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Suara-suara Menggendong Makna

Diperbarui: 28 Desember 2019   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Suara dengan aneka warna bekejaran membentuk suasana, tangisan tanpa air mata mengiringi di pinggir gelanggang. Tiap sebentar tembok tinggi roboh berserakan, menimbun kebenaran yang kian teetanam dalam, tak mampu mempertahankan secuil kenyataan

Garis-garis suara melintang, memutar, membelit kesegala arah. Derit daun pintu berhimpitan dengan protes para pendemo, suara mencicit anak burung pemangsa di sebalik dinding, menambah kacau suasana, menghadirkan kengerian tak terkira

Jubah-jubah kebesaran berhias tetesan darah, wqjah-wajah angkuh gelisah kehilangan suara. Tangis bayi di kejauhan bak orkestra, mengalun mengoyak dada, menghujam menusuk jiwa

Tarikan napas bagai sirene lokomotif, berat sarat beban bertumpuk dan berhimpit. Setiap jalan di penuhi lolongan panjang, meraung dan menjerit meluapkan nelangsa batin. Adakah yang bermakna dari itu semua?

Bagan batu 28 desember 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline