La, kerumunan telah menjebakmu. Menciptakan dinding bisu membelenggu, hempaskan berjuta sepi hampir membunuh. Itu ironi, suara-suara bising tak sampai menyentuh pipi, lalu-lalang tak mengusik bahkan tak berarti. Benar-benar sunyi
La, butiran debu telah menipumu. Membelokan tujuan kearah tak menentu, dirikan sekian banyak papan petunjuk, satu memutar mundur kebelakang, yang lain menyeberang padang tandus tak bertepian
La, Engkau letih di dalam kepasrahan. Tertunduk menghitung butiran pasir hingga pertengahan, memandang kebelakang berapa jarak telah di tinggalkan. Berapa lama engkau tempuh perjalanan? Sampai di mana kini engkau mengukir hari. Gelengan lemah pertanda engkau menanggung gelisah, hendak mencapai purnama tapi ujung langit belum lagi terjamah
La, ini jalan hidupmu. Seperti maumu, seperti inginmu
Bagan batu, di awal waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H