Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Puisi Kesiangan

Diperbarui: 19 Oktober 2019   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Pagi ini aku hanya terpaku di depan pintu, kosong anganku, beku otaku. Kemana perginya kata-kata indah yang ku rangkai dalam tidurku, siapa yang tega mencuri bait-bait puisiku?

Telah ku susun barisan makna bersama mimpi malam tadi, ku simpan rapi di sudut hati agar tidak basi, tapi pagi ini telah kosong laci-laci hati, entahkah terbang entahkah di curi, tapi telah kosong relung hati ini

Apa yang hendak ku tulis pagi ini, pukul 07.35 telah menanti, kupu-kupu telah hilir mudik menagih janji, kuncup mawar merah tak hendak mekar tanpa puisi.  Aku masih menanti, seperti kupu-kupu dan mawar merah yang gelisah, hatiku lebih resah kehilangan yang bermakna

Datanglah-datanglah kembali keindahan rasa, tempatku mengabdi menghadirkan pesona, jangan tinggalkan jiwaku kala ku puja, jangan campakan hasratku kala ku pinta. Tanpa indahmu apa kan jadi pada kupu-kupu, tanpa hadirmu kan layu mawar merah sebelum mekar, tanpa adamu kan berakhir rasaku menghias keindahan

Aku memohon dengan segala perasaan, hadirlah kembali bersama pagi yang mencerahkan.

Bagan batu 19 oktober 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline