Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Rapuh

Diperbarui: 18 Oktober 2019   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixsbay.com

Tiang-tiang utama penyanggah jiwa telah patah, berdentum nyaring ketika patahanya mengagetkan diri, dinding-dinding hati mulai rapuh, compang-camping di sana-sini sangat menyedihkan

Daun jendela tempat nalar memandang terbelah dua, tak mampu lagi cahaya kebenaran mengetuknya, terhalang oleh serpihan yang menyampah, jaring laba-laba memperburuk suasana

Bagaiman tidak kan rapuh, bila pondasi kehidupan pecah-pecah, tanah tempat mengikat diri telah berubah, langit kesadaran acap kali ternodai aneka dusta

Melemah akhirnya secara nyata, masalah berubah petaka bila tak berusaha, jangan tunggu hingga atap keyakinan runtuh, jangan tunggu pondasi adab ikut rapuh

Bagan batu 18 oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline