Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Ketika Awal Menjadi Penentu Akhir

Diperbarui: 13 Oktober 2019   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Di titik nol alam semesta, tempat gugusan bintang bercengkrama mesra, bunga-bunga angkasa menguarkan aroma bahagia, kehampaan hanyalah kiasan, ketiadaan adalah kemustahilan. Biduan-biduan alam melantunkan nyanyian syahdu, semua terpaku pada sebuah proses yang utuh

Di tempat cahaya mentari masih bersinar murni, fartikel-fartikel kehidupan menghias setiap jengkal kekosongan, hati terasah merenungkan awal mula penciptaan, rasa di jiwa tak mampu mengungkapkan, betapa maha dahsyatnya kehidupan

Bulan berlari memutar, planet-planet mengitari matahari sebagai pedoman, bintang kerlap-kerlip setia tanpa ikatan. Bekejaran tapi tak berantakan, susul menyusul seakan telah terjadwal

Adakah pelajaran dari setiap keteraturan alam, adakah hikma ketika kenyataan telah membuktikan, ketika awal menjadi penentu akhir, ketika pandangan lahir menggores batin,adakah yang tersisa di hati?

Bagan batu 13 oktober 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline