Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Maaf akan Kata-kata

Diperbarui: 12 Oktober 2019   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Maaf bila kata-kata memutar balikan makna, menyeret rasa hingga ke ruang hampa, mematahkan stigma hingga berubah kecewa. Aku tak pernah menyangka, aliran aksara memecahkan tempurung kepala, mengobrak-abrik nalar hingga engkau menggelepar

Permulaan kata ku bungkus guntingan suara, berhias titik dan koma sebagai pemuas, terselip satu dua hikma yang ku anggap, tapi makna tak pernah sempurna, terbolak-balik mengikuti alunan jiwa. Kadang aku merana ketika mengucapkan, kadang aku bahagia tatkala menulisnya

Sampai detik ini aku masih belum mengerti, kata-kata mana yang engkau sukai, akankah seluruh ucapan adalah milikmu, bilakah aku merdeka menitipkan resahku. Sungguh tak terkira sejauh mana pemahaman menindih perasaan, ataukah kata-kataku tak pernah menyentu hatimu

Kini ku ulangi untuk kesekian kali, barisan hurup berjajar membunyikan arti, meliuk di rentetan bunyi mengeja naluri. Engkau masih belum mengerti? Tak mengapa bila harus ku coba seribu kali, setidaknya aku tak pernah menyerah membahagiakan rasamu

Bagan batu 12 oktober 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline